Virus Demam Babi Afrika Telah Menyebar Ke 22 Provinsi di China

Harga daging babi diperkirakan melonjak
Meluasnya ASF atau wabah demam babi di China ini terjadi hanya beberapa bulan sebelum dimulainya tahun babi pada 5 Februari.
Bakso, sosis, dan siomay babi adalah hidangan populer dan permintaan akan makanan itu menjadi tinggi selama perayaan tahun baru China.
Namun meskipun daging babi menjadi protein utama dalam banyak masakan China, Feng mengatakan ia yakin bahwa industri itu tidak akan melihat penurunan pasokan untuk perayaan tahun baru.
"Produksi babi nasional kami adalah 680 juta, oleh karena itu, tidak akan ada dampak pada pasokan untuk dua festival [Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru China Imlek]," katanya.
Berbicara kepada publikasi keuangan yang didukung Pemerintah, Caixin, seorang pejabat dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) mengatakan harga daging babi bisa naik karena wabah yang sedang berlangsung.
"Jika wabah demam babi Afrika tak bisa dikendalikan secara efektif atau bahkan menyebar lebih lanjut setelah Tahun Baru Imlek, daging babi akan kekurangan pasokan karena para peternak tidak akan bersedia untuk mengisi kembali ternak mereka," ujar Lu Yanchun, kepala pusat pemantauan harga di NDRC, kepada Caixin.

Lu menambahkan bahwa harga daging babi mungkin mengalami lompatan besar selama musim panas atau paruh kedua tahun 2019.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya