Virus Flu Maut Serang AS dan Inggris, Sudah Ratusan Tewas
jpnn.com, LONDON - Dalam waktu dua pekan terakhir, penyakit karena virus flu mengakibatkan 149 orang meninggal dunia di Inggris. Sebagian besar adalah warga lanjut usia atau 65 tahun ke atas. Sedangkan di AS, jumlah kematian lantaran flu mencapai 20 dan seluruh korbannya anak-anak.
Associated Press melaporkan bahwa wabah flu kali ini jauh lebih serius ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Para korban yang sebagian besar anak-anak itu tidak merasakan gejala apa pun di pagi hari. Tapi, semua bisa berubah drastis dalam waktu kurang dari 24 jam.
Kendati paginya masih terlihat sehat, beberapa korban dilaporkan meninggal dunia pada malamnya.
”Kami harus berbuat lebih baik lagi. Dan, lebih baik artinya memberikan vaksin flu universal. Yakni, vaksin yang bisa digunakan untuk menangkal semua atau sebagian besar virus penyebab flu,” kata Anthony Fauci dari National Institutes of Health, pusat riset kesehatan AS, Jumat (19/1).
Jika kondisi itu terus berlanjut, dia khawatir wabah flu kali ini akan menjadi lebih buruk daripada yang terjadi pada 1918.
Kini AS dan Inggris sedang berusaha memformulasikan suntikan dengan komposisi paling tepat untuk menghentikan wabah flu yang mematikan tersebut.
Jika memungkinkan, suntikan itu tidak perlu diberikan tiap tahun. Tapi, tiap lima atau sepuluh tahun saja. Bahkan, Fauci berharap ada vaksin flu yang cukup diberikan sekali seumur hidup.
Di Inggris saat ini ada sedikitnya 8,3 juta penduduk yang terjangkit virus flu. Tidak semuanya menjalani perawatan. Tapi, rata-rata mereka telah memeriksakan diri ke dokter dan mendapat obat.
Dalam waktu dua pekan terakhir, penyakit karena virus flu mengakibatkan 149 orang meninggal dunia di Inggris
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS