Visa Australia Bagi Pekerja Pertanian Asal ASEAN Dapat Berujung Eksplotasi Massal
Skema visa baru Australia yang dikhususkan bagi pekerja di sektor pertanian dari negara ASEAN dikhawatirkan akan mengarah ke eksploitasi massal.
Peringatan ini disampaikan pekerja dan kelompok advokasi hak-hak pekerja dalam wawancara dengan program Radio National ABC.
Menurut rencana, visa khusus bagi pekerja asal negara ASEAN dibuat untuk menutupi kekurangan pekerja 'backpacker' asal Inggris di tahun-tahun mendatang.
Namun pengalaman Green, seorang pekerja asal Taiwan di Australia, menunjukkan kondisi yang amat memprihatinkan.
Ketika pertama kali datang ke Australia, Green tertarik dengan janji bekerja di wilayah pedalaman dengan penghasilan sesuai ketentuan upah minimum.
Kenyataan yang dialami pria berusia 27 tahun ini setelah bekerja di perkebunan berry dan brokoli di Tasmania dan Victoria sangat berbeda.
Ia mengaku dibayar sekitar AU$100, atau Rp1 juta lebih per minggu
"Di Taiwan saya mendengar banyak informasi tentang kehidupan backpacker di Australia dan saat tiba saya tidak tahu mengenai kondisi kerja di sini," katanya kepada ABC.
Skema visa baru Australia yang dikhususkan bagi pekerja di sektor pertanian dari negara ASEAN, seperti Indonesia, dikhawatirkan akan mengarah ke eksploitasi massal
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- 44 Pemimpin Muda Asia Tenggara Berkumpul Dalam AYF 2024
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan