Visa Australia Bagi Pekerja Pertanian Asal ASEAN Dapat Berujung Eksplotasi Massal
"Uang saya pernah hanya tersisa tinggal AU$300 dolar," ujarnya. "Saya merasa hampir mati saat itu."
Skema visa baru ini nantinya bisa mendatangkan ribuan pekerja seperti Green untuk tinggal dan bekerja selama tiga tahun di wilayah pedalaman.
Menteri Pertanian Australia, David Littleproud menyatakan syarat dan ketentuan visa pertanian untuk warga ASEAN akan berbeda dengan visa pekerja musiman asal negara-negara Pasifik.
Selain itu, David juga menyatakan kondisi dan keselamatan kerja visa pertanian akan menjadi perhatian utama.
"Visa ini merupakan perluasan dari visa WHV, sehingga kami akan memastikan 10 negara ASEAN tersebut yakin untuk mengirimkan rakyatnya ke sini," jelasnya.
"Saya kira tidak adil bila menyebut petani Australia tidak membayar upah yang layak. Mereka telah melakukannya," kata David.
Namun ia mengakui di dalam industri pertanian, sebagaimana terjadi dalam industri lainnya, selalu ada oknum operator yang mengeruk keuntungan.
"Yang perlu dilakukan adalah memberantas oknum-oknum ini dari industri pertanian," tegasnya.
Skema visa baru Australia yang dikhususkan bagi pekerja di sektor pertanian dari negara ASEAN, seperti Indonesia, dikhawatirkan akan mengarah ke eksploitasi massal
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- 44 Pemimpin Muda Asia Tenggara Berkumpul Dalam AYF 2024
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan