Vivi 11 Kali Menikah, 9 Kali Secara Siri
Kamis, 25 Februari 2010 – 02:46 WIB

Suasana Desa Kalisat, Rembang, Pasuruan, Jawa Timur. Foto: M Hidayat/Radar Bromo
Soal pertimbangan serbamudah sehingga lebih memilih menikah siri ini diakui pasangan Tarjo, 55, dan Ida, 48. Pasutri ini menikah secara siri tiga tahun lalu. Tarjo duda dan Ida janda. Pernikahan mereka dihadiri seorang ustad yang bertindak sebagai penghulu. Juga ada ketua RT dan beberapa kerabat dan tetangga satu RT.
"Oleh Pak RT sudah ditawari supaya dicatat pernikahannya. Tapi, kami terus terang tidak punya biaya. Jadi, kami menikah secara sederhana saja, tidak mendaftar ke KUA," ujar pria yang bekerja sebagai buruh tani itu.
Kepala Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Indramayu Drs H M. Amin Bay MAg tidak menampik bahwa fenomena nikah siri masih cukup banyak di wilayahnya. "Hampir menyebar di seluruh kecamatan. Biasanya di daerah pelosok dan perbatasan dengan kabupaten lain," kata Amin.
Dia mengatakan, sebagai petugas, dirinya sudah sering mengingatkan masyarakat tentang dampak negatif kawin sirri. "Tapi, imbauan kami agar masyarakat menikah secara sah di mata negara, sulit mengalahkan faktor pengaruh dari luar dan faktor biaya," paparnya.
Tradisi menikah siri juga banyak dilakukan warga di desa-desa di dua kabupaten: Indramayu dan Pasuruan. Benarkah hanya bermotif ekonomi? Laporan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu