Vivi 11 Kali Menikah, 9 Kali Secara Siri

Vivi 11 Kali Menikah, 9 Kali Secara Siri
Suasana Desa Kalisat, Rembang, Pasuruan, Jawa Timur. Foto: M Hidayat/Radar Bromo
Pernikahan Vivi-Kosin pun akhirnya berantakan. Vivi minta cerai. Setelah masa iddah (masa tunggu, Red) berakhir, setahun kemudian Vivi mendapatkan tambatan hati. Dia dilamar pria asal Kalianyar, Bangil. "Pernikahan yang kedua ini juga dicatat di KUA," ceritanya. Tapi, itu tidak berlangsung lama. Hanya enam bulan. "Suami saya meninggal," ungkapnya.

Setelah dua kali menikah, Vivi lantas menikah lagi hingga sembilan kali. Semuanya dilakukan secara siri. Para pria yang menikahi Vivi umumnya dari luar kota. Mulai Mojokerto, Surabaya, Madura, Gresik, hingga Jakarta. Bahkan, dia pernah dinikahi pria berdarah Arab yang memiliki vila di kawasan Prigen. "Arab pernah, China juga pernah, ha... ha...," ucapnya.

Bagaimana rasanya" Wanita yang kini bekerja di sebuah kawasan di Lawang itu hanya tersenyum. Menurut Vivi, dirinya belum begitu merasakan rumah tangga yang sesungguhnya. Hal itu disebabkan pernikahannya tidak berlangsung lama. Rata-rata tidak sampai setahun. "Yang Arab itu kan hanya singgah tiga bulan. Kalau visanya habis, ya pulang ke Arab lagi. Ketika sulit kontak, saya minta diceraikan saja," tegasnya.

Dari pernikahan siri itu, Vivi mendapatkan keturunan saat menikah dengan pria asal Mojokerto. Usaha membina rumah tangga sempat berjalan mulus. Apalagi si pria adalah duda. Buah pernikahan itu menghadirkan anak laki-laki yang kini berusia 11 tahun. "Saya cerai dengan suami saya dari Mojokerto itu setelah ketahuan dia selingkuh. Meski dicerai, sampai sekarang anak saya masih diberi jatah sebulan Rp 500 ribu," tuturnya.

Tradisi menikah siri juga banyak dilakukan warga di desa-desa di dua kabupaten: Indramayu dan Pasuruan. Benarkah hanya bermotif ekonomi? Laporan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News