Volatilitas Makin Tinggi Jelang Pemilu
jpnn.com - JAKARTA - Semakin dekat dengan pemilu, volatilitas indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi semakin tinggi. Pada penutupan perdagangan Rabu (12/3) indeks kembali turun 19,829 poin (0,422 persen) ke level 4.684,385. Sedangkan indeks LQ45 melemah 4,05 poin (0,51 persen) ke 784,91.
Sepanjang awal tahun sampai penutupan kemarin, IHSG tercatat naik 9,6 persen atau tertinggi kedua dibandingkan bursa lain di dunia. IHSG hanya kalah dari Bursa Filipina yang mencatatkan kenaikan 9,7 persen. Kecepatan pertumbuhan IHSG hanya dalam waktu singkat dinilai menciptakan kondisi bahwa saat ini penguatan sudah menjadi terbatas setidaknya sampai usai pemilu.
Director Investment PT Valbury Asia Asset Management Andreas Yasakasih menilai, kenaikan IHSG yang sempat menembus level 4.700 poin terlampau cepat karena di saat yang sama kondisi global dan regional kurang mendukung. Terutama faktor melemahnya nilai ekspor Tiongkok sebesar 18 persen (year on year).
“Krisis di Ukraina juga tidak diabaikan investor. Jadi saya pikir terlalu cepat naik ke 4.700 poin. Masalahnya, banyak kalangan yang memprediksi akhir tahun ini IHSG tembus 5.000 poin,” ujarnya kemarin.
Faktor pemilu juga bisa menjadi katalis pasar saham Indonesia. Walaupun, manurut Andreas, sampai saat ini sentimen paling kuat masih dari laporan kinerja emiten untuk 2013 dan rencana pembagian dividen.
Senior Research PT HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan, aksi jual gap-down kemarin akibat imbas regional, walaupun sehari sebelumnya IHSG sempat break high di atas 4.700. "Kondisi tren pasar memang sideways," ujarnya.
Dalam kondisi seperti itu, biasanya diwarnai aksi beli saat turun dan jual di level resistance). Yuganur merekomendasikan investor melirik beberapa saham defensif untuk trading.
Pada perdagangan Kamis (13/3) indeks diperkirakan bergerak di level support pada rentang 4.620-4.520 dan resistance di 4.750-4.830. Frekuensi perdagangan kemarin mencapai 237.619 kali dengan volume 5,705 miliar lembar senilai Rp 6,045 triliun. Sebanyak 97 saham naik, 204 turun, dan 191 saham stagnan.
Investor asing masih melepas saham dengan penjualan bersih Rp 131,4 miliar. Nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 11.432 per dolar Amerika Serikat (USD) dibandingkan Rp 11.384 per USD pada penutupan sebelumnya (kurs tengah BI).