Volendam, Desa Nelayan yang Menjadi Etalase Pakaian Tradisional Belanda
Pajang Foto Mega dan Gus Dur untuk Daya Tarik
Selasa, 19 Oktober 2010 – 07:07 WIB

Volendam, Desa Nelayan yang Menjadi Etalase Pakaian Tradisional Belanda
Volendam hanya sekitar 20 kilometer dari Amsterdam. Dari kota itulah orang mengenal Belanda tempo dulu. Inilah cerita wartawan Jawa Pos Taufik Lamade yang pekan lalu mengunjungi kota kecil itu.
============================= "Tolong, ikuti suara saya ya"," teriak Jenny Bont, perempuan muda dengan kamera di tangan. Rombongan kami yang siap-siap difoto tentu kaget dan tertawa mendengar bule Londo itu berbahasa Indonesia. Di Belanda lagi.
=============================
Baca Juga:
Yang membuat tertawa, tentu aksennya yang mengingatkan kita pada lafal para aktor Indonesia yang memerankan tokoh Londo dalam film-film dengan setting masa kolonial. "Keju"," ujarnya memberikan aba-aba. Saat saya dan teman-teman mengikuti dengan berteriak keju" klik" blitz fotonya bersinar.
"Whisky"," teriaknya lagi. Kami kembali mengikuti. Karena suaranya kurang lantang, Jenny kembali berteriak, "Sateee"" Begitu kami menyahut, "Sateeee"", Jenny langsung membalas dengan kilatan blitz kameranya. Hasilnya, semua tersenyum dengan mulut terbuka saat foto dicetak. Mulut menganga "meminta" sate.
Volendam hanya sekitar 20 kilometer dari Amsterdam. Dari kota itulah orang mengenal Belanda tempo dulu. Inilah cerita wartawan Jawa Pos Taufik Lamade
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah