Voltaire
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Seseorang bebas mengemukakan pendapat, tetapi tidak selalu bebas setelah mengemukakan pendapat.
Itu terjadi di Indonesia karena ada undang-undang ITE yang bisa menjerat dengan pasal karet yang mulur mengekeret.
Orang bebas berpendapat, tetapi bisa saja kemudian dikeroyok preman bayaran yang diorder oleh seorang politisi yang marah.
Hal itu dialami oleh Ketua KNPI Haris Pertama.
Seseorang yang berkomitmen untuk memberantas korupsi dicegat di subuh hari sepulang dari masjid dan disiram dengan air keras ke muka yang menyebabkan sebelah mata rusak seumur hidup.
Itulah yang dialami oleh Novel Baswedan.
Enam orang anak muda yang mengawal Habib Rizieq tewas terbunuh di tengah jalan dengan luka tembak jarak dekat.
Anak-anak muda ini tidak bisa melawan petugas yang terlatih dan bersenjata lengkap.
Semangat kegigihan Voltaire melawan penguasa yang zalim menjadi inspirasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia
- Dua Tokoh Siap Luncurkan Creative Hub Bertema Laut di Bali
- Gus Najmi PKB Prihatin dengan Pembubaran Diskusi di Kemang
- Tok, MK Putuskan Permohonan Novel Cs soal Syarat Usia Capim KPK, Hasilnya
- Sejumlah Tokoh Papua Desak Jokowi Terbitkan Dekrit untuk Kembali ke UUD 1945 Asli
- Agus Salim Pemimpin Rakyat, Sebuah Catatan
- Novel Baswedan Minta Seleksi Capim KPK Disetop Sementara, Ini Tujuannya