Voltaire

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Voltaire
Suasana depan Gedung DPR RI saat aksi demo 11 April oleh BEM SI, Senin (11/4/2022) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

Di Inggris, tidak ada bangsawan yang bisa mengeluarkan surat yang dapat menjebloskan seseorang ke dalam bui seperti yang dialaminya. 

Dia memprotes otoritariasnisme, sistem pengadilan yang korup, dan pemuka agama yang menjadi pendukung kekuasaan. 

Karena tulisannya yang kerap merendahkan segala sesuatu, dia menghadapi sensor dari kekuasaan dan buku-bukunya dibakar.

Voltaire kemudian menulis dengan nama samara, termasuk ketika menulis ‘’Candide”?atas nama  Dr Ralph, tetapi kemudian identitasnya ketahuan dan dia dikejar-kejar sampai harus mengungsi ke Swiss dan Jerman.

Dalam masa pengasingan itu karya sastra Voltaire bermunculan. 

Dia membuktikan dirinya benar-benar seorang penulis produktif. 

Kumpulan tulisannya melebihi 30.000 halaman berisi sajak kepahlawanan, lirik, surat-surat pribadi, pamflet, novel, cerpen, drama dan buku-buku serius tentang sejarah dan falsafah.

Voltaire punya kepercayaan teguh terhadap toleransi beragama. 

Semangat kegigihan Voltaire melawan penguasa yang zalim menjadi inspirasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News