Vonis Dahlan Iskan dan Negeri yang Gagal Berterima Kasih
Oleh IMAM SHAMSI ALI*
Semua itu beliau lakukan karena cintanya kepada negara dan bangsa. Beliau tidak menabung uang di luar negeri. Tidak membangun investasi di luar negeri. Tidak pula menjadi benalu negara, menumpang mencari sesuap nasi lalu mengatakan: Indonesia itu hanya orang tua angkat semata.
Mendengar seorang Dahlan Iskan yang saya kenal itu duduk di kursi pesakitan saja membuat hati trenyuh dan sedih, bahkan marah. Apalagi mendengar bahwa dakwaan yang dipaksakan itu berujung putusan zalim yang tidak masuk akal.
Ada apa dengan negeri ini? Penyakit apa yang menimpa negeri ini? Terasa akal sehat dan pertimbangan nurani menjadi tumpul. Pada akhirnya yang menjadi pertimbangan adalah kepentingan kekuasaan dan politik belaka.
Saya sempat berpikir apakah negeri ini memang sudah kehilangan hati nurani sehingga anak-anak bangsa yang telah mencucurkan dedikasi, keringat, air mata, bahkan darah tidak lagi dihargai?
Anak-anak bangsa yang darah dagingnya, jiwa dan hatinya, pikiran dan wawasannya, bahkan derap langkah dan detak jantungnya semua untuk bangsa serta negara ini. Tapi, lalu di hari tuanya, saat mengalami masa kelelahan atas pengabdian panjangnya, negeri ini gagal total memberikan sedikit penghargaan kepadanya. Sebaliknya, dihina dengan tuduhan yang tidak berdasar. Sungguh menyedihkan!
Semoga Pak Dahlan Iskan dikuatkan, dijaga, dan dimudahkan, juga diberi balasan keadilan. Jika tidak di dunia ini, insya Allah di hari tiada pengadilan kecuali pengadilan Yang Maha Adil.
New York, 22 April 2017
* Imam di Kota New York dan presiden Nusantara Foundation
Beberapa hari lalu saya mendapat pesan singkat lewat WhatsApp bahwa Pak Dahlan divonis bersalah dengan hukuman penjara dua tahun di Pengadilan Tipikor
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi