Wabah Corona Ditemukan di Dua Kapal Pesiar Norwegia
CDD mengatakan larangan "Tidak Boleh Berlayar" itu berlaku setidaknya sampai 30 September, atau sampai ketika pemerintah AS sudah tidak lagi menggangap COVID-19 sebagai keadaan darurat kesehatan.
Australia juga sudah menerapkan larangan bagi kapal pesiar sampai sedikitnya 17 September, setelah kapal pesiar Ruby Princess menjadi salah satu sumber terbesar penyebaran kasus corona bulan Maret lalu.
Negara bagian Queensland di Australia juga tidak akan mengijinkan kapal pesiar asing masuk ke perairan mereka 'sampai berakhirnya masa darurat kesehatan".
Pemerintah Kanada juga melarang kapal pesiar yang membawa lebih dari 100 orang beroperasi di perairan Kanada sampai tanggal 31 Oktober.
Meski Spanyol sudah membuka diri lagi bagi turis asing untuk datang di bulan Juni, larangan bagi kapal pesiar untuk masuk ke pelabuhan mereka masih berlaku sampai batas yang belum ditentukan.
Namun pemilik kapal MSC Cruises asal Swiss mengatakan berencana mengoperasikan kapal-kapal mereka di Laut Tengah di pertengahan kedua bulan Agustus.
Photo: Perusahaan pengelola kapal pesiar di seluruh dunia banyak mengalami kerugian karena penghentian operasi berkenaan dengan COVID-19. (AP: Petros Karadjias)
Salah satu industri yang banyak mempekerjakan warga Indonesia di luar negeri adalah industri kapal pesiar yang sekarang dibuka kembali di tengah pandemi COVID-19
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan