Wabah COVID-19 di Malaysia Terus Memburuk saat Para Politikus Berebut Kursi
Virus menyebar di keluarganya pada bulan Mei di saat Malaysia memasuki lockdown nasional yang ketiga.
Ayahnya, saudara laki-laki dan keponakannya sudah sembuh, tetapi ibunya akhirnya meninggal dunia karena COVID.
"Kondisinya memburuk dan saya mengalami masa-masa yang sangat menyedihkan selama dua minggu lamanya," kata Kaur.
"Ibu meninggal dunia dua minggu setelah terkena virus."
Ratusan orang meninggal dunia setiap hari di Malaysia karena COVID dengan jumlah kematian total sekarang sudah melebihi 12.500 orang.
Ketika Malaysia memasuki lockdown total di awal Juni, jumlah kasus hariannya masih kisaran 7 ribu kasus, namun sekarang jumlahnya meningkat tiga kali lipat meski pergerakan warga sangat dibatasi.
Malaysia tidak memiliki pemerintahan 'yang stabil'
Seorang dokter yang tinggal di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, Sarah Aliah Azman, sudah terlibat dalam penanganan pasien sejak pandemi dimulai.
Menurut Sarah, dalam beberapa bulan terakhir kebanyakan pasien COVID tidak mendapatkan perawatan yang memadai karena tidak tersedia tempat tidur dan dokter untuk merawat mereka.
PM Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan mayoritas di parlemen, menyusul ketidakpuasan publik dalam cara pemerintah menangani COVID
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Malaysia vs Singapura: Auman Terakhir Harimau Malaya?
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina