Wabah COVID-19 di Malaysia Terus Memburuk saat Para Politikus Berebut Kursi

Wabah COVID-19 di Malaysia Terus Memburuk saat Para Politikus Berebut Kursi
Lebih dari 12 ribu warga Malaysia meninggal menjadi korban COVID sejak pandemi dimulai tahun 2020. (AFP: Mat Zain/NurPhoto)

"Saya  melihat keluarga saya terinfeksi dalam waktu bersamaan, dan anak-anak kehilangan orangtua yang meninggal karena COVID-19."

Seperti yang dialami negara-negara tetangganya, Indonesia, Vietnam dan Thailand, penyebaran varian Delta sulit dibendung di kawasan padat penduduk di Malaysia.

Malaysia memiliki jumlah penduduk sebanyak 32 juta orang dengan 50 persen kasus terjadi di dan sekitar ibu kota Kuala Lumpur.

Dr Balasubramaniam dari Monash Malaysia mengatakan meski diberlakukan lockdown, banyak sektor ekonomi termasuk manufaktur tetap diizinkan beroperasi dengan kapasitas 50 sampai 60 persen. Tempat kerja yang sempit ini meningkatkan jumlah penularan.

Yang lain mengatakan, 'kekisruhan' di dunia politik menjadi penyebab memburuknya pandemi.

"Ada banyak masalah politik yang dialami oleh Malaysia, selain masalah kesehatan akibat virus dan varian Delta," kata Syed Mohamed Aljunid, seorang pakar masalah kesehatan Malaysia yang tinggal di Kuwait.

"Kita memerlukan pemerintahan yang stabil dan kuat bila kita ingin bisa menguasai pandemi."

Muhyiddin mulai menjadi Perdana Menteri di bulan Maret 2020 dengan kemenangan tipis di parlemen dan tanpa melalui proses pemilu.

PM Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan mayoritas di parlemen, menyusul ketidakpuasan publik dalam cara pemerintah menangani COVID

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News