Wabah COVID-19 di Malaysia Terus Memburuk saat Para Politikus Berebut Kursi
Penentangan terhadap pemerintahannya meningkat dalam beberapa bulan terakhir, di tengah masalah ekonomi yang disebabkan karena pandemi dan lockdown.
Para pengunjuk rasa sudah mendesak Muhyiddin mengundurkan diri dan menyelenggarakan pemilu.
Sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini oleh Australian National University (ANU) menyimpulkan bahwa 54 persen warga Malaysia 'sangat khawatir' akan adanya krisis ekonomi berkepanjangan karena COVID-19.
Nadiah Zul adalah seorang insinyur teknik mesin yang kehilangan pekerjaan di industri penerbangan ketika lockdown mulai diumumkan bulan Mei.
"Saya kira saya akan bisa bertahan karena hidup sendiri, namun kondisi sekarang sangat buruk untuk kesehatan mental saya," katanya.
"Kontrak saya tidak bisa diperpanjang, dan banyak perusahaan tempat saya melamar mengatakan tidak bisa menerima lamaran karena lockdown.
"Rasanya berat sekali, dan saya seperti ingin menyerah namun saya masih butuh uang untuk hidup."
Nadiah Zul mulai membuatdan berjualan kue, tapi hal yang sama juga dilakukan sebagian besar warga Malaysia yang kehilangan pekerjaan sehingga persaingan menjadi ketat.
PM Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan mayoritas di parlemen, menyusul ketidakpuasan publik dalam cara pemerintah menangani COVID
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Malaysia vs Singapura: Auman Terakhir Harimau Malaya?
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu