Wabah Ebola Kongo Menyebar ke Uganda, WHO Panik
Uganda patut waswas. Sebab, setiap hari sekitar 25 ribu orang melintasi jalur lintas perbatasan Mpwonde yang menghubungkan Uganda dengan Kongo. Itu belum termasuk perlintasan tidak resmi yang terdapat di berbagai titik. Perbatasan dua negara membentang 875 kilometer.
Jika salah satu di antara mereka tertular, penyebarannya bakal luar biasa cepat. Ebola bisa menular lewat kotak langsung. Jika cairan tubuh penderita bersentuhan dengan hidung, mata, mulut atau luka di orang yang sehat, penularan bisa terjadi.
Setelah kematian lansia di Uganda, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akan menggelar pertemuan di Jenewa, Swiss, hari ini (14/6). Pertemuan tersebut untuk menentukan apakah akan dikeluarkan status darurat kesehatan global atau tidak.
Biasanya peningkatan status dari WHO itu akan memicu perhatian global. Selain itu, bantuan bakal berdatangan ke wilayah terdampak untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Komite kedaruratan WHO pernah menggelar rapat serupa Oktober dan April lalu. Namun, kala itu mereka tidak mendeklarasikan status darurat karena wabah ebola hanya terjadi di Kongo, belum menyebar.
Tampaknya, WHO harus mengubah keputusannya. Sebab, wabah ebola di Kongo yang merebak sejak Agustus tahun lalu sulit dikendalikan. Ada lebih dari 2 ribu kasus dan 1.400 di antaranya berakhir dengan kematian. Jumlah itu, rupanya, bakal terus bertambah. (sha/c4/dos)
Virus ebola di Kongo telah menyebar ke negara tetangga, Uganda. Ada tiga kasus ebola yang terdeteksi di negara yang dipimpin Yoweri Museveni itu.
Redaktur & Reporter : Adil
- Jadi Ancaman Global, Aksi SIAP Lawan Dengue Diluncurkan
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Deteksi Dini Down Syndrome, Cordlife Persada Hadirkan Layanan NIPT Lokal di Indonesia
- Cegah Diabetes dengan Dua Cara Ini, Ampuh Menjaga Gula Darah
- Cacar Monyet Jadi Masalah Kesehatan Publik Utama di Afrika
- Afrika Minta Barat Kucurkan Rp 9,2 T untuk Penanganan Cacar Monyet