Wabah Penyakit dan Busung Lapar Renggut 95 Nyawa

Wabah Penyakit dan Busung Lapar Renggut 95 Nyawa
Wabah Penyakit dan Busung Lapar Renggut 95 Nyawa
Kesulitan lainnya, masyarakat di sana sulit berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Karena itu, pihak yang datang dan ingin memberikan pertolongan harus mencari penerjemah bahasa lokal untuk menggali keterangan dari penduduk.

 

"Pemda mengganggap ini bukan kejadian luar biasa. Terbukti, di arena kejadian tidak ada petugas kesehatan dan suplai obat tidak lancar. Persoalan kematian tidak ada yang diurus oleh pemda. Pemda bilang bukan wabah atau busung lapar penyebab kematian mereka," ujar Abner.

 

Informasi juga disampaikan seorang penginjil di kampung Bikar bernama Hans Mambrasar dan seorang tokoh masyarakat Kosyefo bernama Lukas Yesnat. Dua kampung tersebut berdekatan dengan kampung yang terserang wabah. Menurut mereka, rata-rata yang meninggal adalah anak-anak yang masih minum ASI dan baru bisa berjalan.

 

"Jenis bantuan yang dibutuhkan, selimut, makanan nutrisi kemasan, antibiotik, malaria, tetes mata, kasa, kapas, alkohol, kapas perban, plester rol, betadine, dan garam beryodium," ujar Hans.

 

JAYAPURA--Kabar menyedihkan datang dari pedalaman Papua Barat. Sedikitnya 95 anak di tiga kampung kawasan Distrik Kwor, Kabupaten Tambrauw, Papua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News