Wacana dari Mendagri Picu Keresahan di Kepri
Soal Penggabungan Natuna ke Kalbar
Sabtu, 23 April 2011 – 01:43 WIB
TANJUNGPINANG - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) diminta membatalkan niat rencana penggabungan Pulau Berhala ke Provinsi Jambi dan Natuna ke Kalimantan Barat (Kalbar). Langkah tersebut bukan hanya bertentangan dengan semangat otonomi daerah (otda), tapi juga, menimbulkan keresahan sosial. Pertumbuhan ekonomi Kepri 7 persen, indeks pembangunan manusia meningkat, angka kemiskinan menurun, angka partisipasi kasar sekolah rata-rata sudah sembilan tahun dan lebih atau di atas rata-rata nasional. "Kepri kini track-nya dalam pembangunan ekonomi sudah di jalur yang tepat, dengan konsep double track strategicnya, yang mengembangkan kawasan strategis nasional (Batam, Bintan, dan Karimun/ BBK) dan kawasan strategis provinsi (Natuna, Anambas, dan Lingga)," ujar politisi Partai Demokrat ini.
"Mendagri sebaiknya membatalkan rencana dan niat menggabungkan Pulau Berhala ke Jambi dan Natuna ke Kalbar," kata Surya Makmur Nasution, Sekretaris Komisi 1 DPRD Kepri kepada Batam Pos (JPNN Group) di Tanjungpinang, kemarin.
Menurut Surya, penyusunan desain besar penataan daerah tidak mesti menyerahkan pengelolaan daerah dialihkan ke daerah lain. Apalagi, Kepri sebagai daerah pemekaran termasuk salah satu provinsi yg tergolong berhasil dan berprestasi.
Baca Juga:
TANJUNGPINANG - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) diminta membatalkan niat rencana penggabungan Pulau Berhala ke Provinsi Jambi dan Natuna ke Kalimantan
BERITA TERKAIT
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
- Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Bantuan 500 Kg Ikan Segar
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani
- Romadhan Jadi Tersangka Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi, Sebuah Fakta Terungkap
- 1.260 Guru di Kota Bengkulu Terima Tunjangan Profesi Triwulan III-2024
- Polres Dumai Menggerebek Gudang Pupuk Ilegal di Bukit Kapur, Lihat!