Wacana Presiden 3 Periode Operasi untuk Menundukkan Publik
jpnn.com, JAKARTA - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Mikhael Rajamuda Bataona menilai wacana masa jabatan presiden tiga periode merupakan sebuah operasi untuk menundukkan publik.
Artinya, sengaja didisain elite tertentu untuk menarik publik setuju dan mendukung wacana tersebut.
Mikhael menyatakan pandangannya berdasarkan sejumlah fakta yang telah mengemuka.
Antara lain, bahwa Presiden Joko Widodo sendiri sudah menolak wacana tersebut.
"Presiden bahkan menyatakan agenda cari muka, tampar mukanya dan menjerumuskan dirinya, sehingga saya lebih membacanya sebagai wacana kekuasaan yang dioperasikan untuk penundukan terhadap publik," ujar Mikhael di Kupang, Kamis (24/6).
Mikhael memprediksi para elite yang mengawal wacana presiden tiga periode memahami bahwa Jokowi itu simbol yang sudah dikultuskan rakyat.
"Sehingga mudah digunakan untuk agenda penertiban persepsi dan penundukan atau penguasaan ini," ucap Mikhael.
Pengajar Komunikasi Politik dan Teori-teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira Kupang mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan maraknya wacana Jokowi tiga periode.
Wacana masa jabatan presiden tiga periode dinilai sebagai operasi untuk menundukkan publik.
- Bukan Menyalahkan Prabowo soal PPN 12 Persen, Deddy Singgung Rezim Jokowi
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Perdana di Era Prabowo, Pameran Lukisan Tunggal Seniman Kawakan Ini Diberedel