Wacanakan Duet Prabowo-Dino
jpnn.com - JAKARTA - Calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih memilah kandidat calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampinginya di pemilihan umum presiden (pilpres) Juli nanti. Pengamat politik dari Universitas Trisakti Adilsyah Lubis menilai mantan Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal patut dipertimbangkan sebagai cawapres Prabowo.
Adilsyah mengatakan, andai bisa diduetkan maka Prabowo-Dino adalah pasangan ideal dalam pilpres tahun ini. Keduanya memiliki perbedaan usia yang tidak terlalu jauh. Selain itu latar belakang keduanya antara unsur militer dan birokrat sipil dinilai tepat.
"Chemistry-nya pas dan tepat, ibarat air dengan sirup sebuah campuran yang sangat bagus,” kata Adilsyah kepada wartawan di Jakarta, Minggu (13/4).
Selaku diplomat, Dino memiliki wawasan internasional dan punya pergaulan internasional. Sayangnya, Dino tidak suka dengan publikasi atau kampanye sehingga masyarakat kurang mengenalnya.
Namun, Adilsyah melihat Dino punya nilau plus lainnya. “Tetapi Dino saya kira punya potensi, sudah terbukti seorang pemimpin yang bersih dan jujur,” ulasnya.
Adilsyah memperkirakan peluang duet Prabowo-Dino untuk memenangi Pilpres 2014 cukup tinggi. Oleh karenanya, Partai Gerindra perlu didorong untuk mempertimbangkan opsi Prabowo-Dino tersebut. "Keduanya sangat nyambung, peluang mereka memenangkan pemilihan presiden ini terbuka lebar," tandasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih memilah kandidat calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampinginya di
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bagja Tak Setuju Bawaslu Jadi Lembaga Ad Hoc, Begini Alasannya
- Muzani Bantah Gerindra Serang PDIP Terkait Pandangan Kritis Soal PPN Naik Jadi 12 Persen
- Gerindra Bantah Menyerang PDIP Soal Kenaikan PPN jadi 12 Persen
- Jubir PSI: PDIP Pengusul PPN 12%, Sekarang Mau Jadi Pahlawan Kesiangan
- Hanif Dhakiri: Jangan Memanfaatkan PPN 12% jadi Alat Menyerang Presiden Prabowo
- Syahganda Sebut Pernyataan Dolfie Soal PPN Dapat Picu Instabilitas Politik