Waduh, Calon Investor Masih Meragukan Proyek IKN
Australia bukan investor besar di Indonesia
Tim Harcourt, profesor industri dan kepala ekonom di University of Technology Sydney, mengatakan Nusantara adalah "investasi strategis untuk Indonesia tetapi tidak menarik secara finansial untuk yang lainnya."
"Menurut saya Nusantara itu penting tapi tidak akan menjadi prioritas utama bagi Australia, padahal tentu saja penting bagi Indonesia," katanya.
Dr Harcourt mengatakan Australia secara tradisional bukan investor besar di Indonesia.
"Kita bermain di bidang ekspor-impor dan joint venture," katanya.
"Australia dan Indonesia sangat bagus dalam kerja sama perdagangan, tetapi investasi kebanyakan dilakukan pemain saham besar seperti Bluescope, Orica, ANZ."
Dr Harcourt mengatakan saat ini, Australia lebih fokus pada proyek energi bersihnya sendiri, bukan di luar negeri.
"Saya pikir sebagian besar proyek hijau Australia adalah mineral kritis, hidrogen hijau, dan beberapa bangunan hijau di Australia," katanya.
Jennifer Mathews, presiden nasional Dewan Bisnis Australia Indonesia (AIBC), mengatakan proyek tersebut menghadirkan "peluang yang sangat besar" bagi bisnis Australia.
Joko Widodo pulang dari Sydney membawa janji bantuan lebih banyak dari Australia untuk rencana membangun Ibu Kota Nusantara, namun masih belum ada kesepakatan investasi
- Awal Tahun, USD Hari Ini Masih Bertengger di Rp 16 Ribuan, Kapan Turun?
- Investor & Pengelola JCC Tetap Tunduk Pada Perjanjian Kerja Sama Tahun 1991
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- Jokowi Absen Pertemuan Eks Gubernur Jakarta, PDIP: Malu Namanya Masuk Daftar OCCRP
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP