Waduh, Hanya 1,3 Juta Siswa yang Boleh SNMPTN
jpnn.com - SETELAH menuntaskan distribusi kuota pelamar, panitia SNMPTN 2016 memutuskan, hanya 1.362.849 siswa kelas XII yang boleh mendaftar SNMPTN. Tentu saja jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan total data siswa SMA tingkat akhir yang masuk ke database panitia sejak pendaftaran dibuka Senin (29/2). Yakni sebanyak 2.069.709 siswa.
Nah, apabila semua siswa yang masuk kuota itu mendaftar, maka rekor pendaftaran SNMPTN selama ini terpecahkan.
Betapa tidak tidak, tahun lalu, jumlah pendaftar SNMPTN hanya ada 852.093 siswa. Sedangkan periode 2014, pendaftar SNMPTN tercatat 777.536 anak.
Karena itu, panitia lebih bersikap realistis dan memprediksi tidak akan semuanya mendaftar SNMPTN. Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Humas SNMPTN 2016 Bambang Hermanto menuturkan, sejak awal panitia sudah menginformasikan bahwa tidak semua siswa kelas XII bisa mendaftar SNMPTN.
’’Karena mulai tahun ini diberlakukan pembagian kuota berdasarkan akreditasi sekolah,’’ katanya, kemarin.
Dia menjelaskan penetapan kuota berdasarkan akreditasi di setiap sekolah itu bersifat final. Maksudnya sudah tidak bisa diganti-ganti lagi. Baik oleh panitia SNMPTN maupun oleh sekolah.
Dia mencontohkan ketika ada siswa yang masuk kuota boleh mendaftar SNMPTN, tetapi tidak mendaftar, kuotanya tidak boleh diganti siswa lain. Jadi, dibiarkan kosong. (wan/jpnn/far/k15)
SETELAH menuntaskan distribusi kuota pelamar, panitia SNMPTN 2016 memutuskan, hanya 1.362.849 siswa kelas XII yang boleh mendaftar SNMPTN. Tentu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Cerita Mendikdasmen Abdul Mu'ti Baru Menjabat Sudah Kena Omelan, Kocak
- Dituding Kampus Abal-Abal, UIPM Tunjukkan Bukti Terdaftar di Kemenkumham RI
- Jadi Ketum KAGAMA, Basuki Hadimuljono Berkomitmen Lanjutkan Program Ganjar Pranowo
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Makan Bergizi Gratis Membentuk Karakter & Kepribadian Mulia
- Buntut Penangguhan Gelar Doktor Bahlil, Deolipa Minta 2 Dekan UI Mundur dari Jabatannya
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Pesan Prabowo soal Kurikulum Merdeka, Alon-Alon