Waduh, LSP U-14 Kemenpora Panen Masalah

Dengan label pembinaan, pemerintah, menurut dia, juga harus tanggung jawab. Jangan sekadar menggelar, tapi tim yang susah payah untuk bertanding di daerah dan lolos, malah disarankan tidak perlu berangkat dan menyerahkan jatahnya ke klub yang punya dana besar untuk berangkat.
"Ini bukan klub pro. Ini tim daerah, tim usia muda untuk pembinaan. Masak ngomongnya begitu itu orang (Deputi III Kemenpora, Raden Isnanta)," tegasnya.
Masalah lainnya, menurut Abdul Muis, Korwil Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah efisiensi. Kemenpora, menurutnya, bisa mengirimkan dua sampai tiga orang ke daerah hanya untuk menyerahkan kwitansi dana stimulan.
"Padahal dokumen dikirim via pos, lebih irit. Dana itu, biarkan dikumpulkan, untuk membantu transport yang lolos ke Jakarta untuk putaran nasional. Tapi itu tidak dilakukan, mana efisiensi itu, transparan juga tidak," tegasnya. (dkk/jpnn)
Berikut daftar masalah LSP U-14:
1. Tidak memiliki kode disiplin, padahal penting dan menjadi salah satu hal dasar dalam kompetisi.
2.Tidak transparan dan efisien dalam anggaran
3.Tidak mempedulikan kondisi finansial tim wakil provinsi sebagai bagian pembinaan.
- MotoGP 2025: Aprilia Tunjuk Pembalap Pengganti Jorge Martin di Spanyol
- IBL All Star 2025 Bukan Sekadar Pertandingan, Ada Format Baru
- Port FC Umumkan Asnawi Mangkualam Gabung ASEAN All Star
- Imran Nahumarury Terpilih Jadi Pelatih Terbaik Liga 1 Edisi Maret 2025
- Menjelang Laga Kontra PSS, Persib Siapkan 2 Amunisi Baru
- Leeds United & Burnley Promosi ke Premier League