Waduh, Vaksin COVID-19 Ini Kualitasnya Lebih Buruk dari Buatan China
jpnn.com, BERLIN - Perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac, pada Rabu (16/6) mengungkapkan bahwa vaksin COVID-19 buatannya hanya efektif 47 persen dalam uji coba tahap akhir, memupuskan tujuan utama studi sekaligus meragukan rencana pengiriman ratusan juta dosis vaksin ke Uni Eropa.
Sebagai perbandingan, vaksin Sinovac buatan China, yang dipakai Indonesia tetapi ditolak sejumlah negara karena dinilai kurang ampuh, meiliki tingkat efektivitas 65,3 persen.
Keampuhan mengecewakan dari suntikan yang dikenal dengan sebutan CVnCoV itu datang dari analisis sementara berdasarkan pada 134 kasus COVID-19 dalam studi yang melibatkan sekitar 40.000 partisipan di Eropa dan Amerika Latin.
Sebagai satu-satunya konsumen CureVac, Uni Eropa sudah memesan hingga 405 juta dosis vaksin tersebut pada November tahun lalu, dengan opsi 180 juta dosis. Itu diikuti oleh nota kesepahaman dengan Jerman untuk 20 juta dosis lainnya.
Pihak perusahaan mengaku sedikitnya 13 varian virus menyumbang infeksi di antara studi populasi tersebut, menambahkan bahwa versi asli COVID-19 yang muncul di Kota Wuhan, China pada akhir 2019 "hampir sama sekali tidak ada" dalam uji coba sejauh ini.
Saham CureVac yang diperdagangkan di AS terjun bebas 48 persen menjadi USD 49,00 (Rp 706.000) menyusul publikasi data tersebut. (ant/dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Sebagai satu-satunya konsumen CureVac, Uni Eropa sudah memesan hingga 405 juta dosis vaksin COVID-19 tersebut pada November tahun lalu
Redaktur & Reporter : Adil
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Kerja Sama Indonesia-China Mencapai 10 M Dolar AS, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Ini Pertanda Baik