Wah, Pengelolaan Administrasi di Istana Tambah Parah
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, pemberhentian Archandra Tahar dari posisi menteri ESDM karena memiliki kewarganegaraan ganda merupakan puncak dari buruknya Sekretariat Negara dalam manajemen administrasi dan penerapan hukum tata negara. Karenanya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno harus ikut bertanggung jawab.
Emrus mengatakan, Pratikno tidak cukup hanya mengumumkan pemberhentian Archandra dari menteri ESDM tersebut. "Karena itu, sudah saatnya presiden perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja Mensesneg secara detail agar tidak terulang lagi kesalahan berikutnya ke depan," kata Emrus Selasa (16/8).
Ia menjelaskan, kelemahan dalam pengelolaan administrasi dan penerapan hukum tata negara di istana bukan baru pertama kalinya terjadi. Menurut catatan Emrus, setidaknya sudah tiga kali terjadi kelemahan di Istana Kepresidenan yang mengejutkan publik.
Pertama adalah mencuatnya peratuan presiden (PP) tentang tunjangan uang muka mobil pejabat yang dicabut tidak berapa lama berselang karena mengandung sejumlah kelemahan. Kedua, pidato Presiden Joko Widodo pada Hari Lahir Pancasila menyebut Bung Karno lahir di Blitar, padahal yang benar ialah di Surabaya.
Ketiga, penyebutan Badan Intelijen Nasional yang seharusnya Badan Intelijen Negara.(boy/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, pemberhentian Archandra Tahar dari posisi menteri ESDM
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Lemhannas Berharap Bisa Berkontribusi di Penyusunan Perencanaan Program Pembangunan Nasional