Wahai Marsekal Agus, Jadilah Warga Negara yang Baik, Hadiri Panggilan KPK

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melayangkan kembali surat panggilan terhadap eks KSAU Marsekal (purn) Agus Supriatna.
Lembaga antirasuah menginginkan Agus hadir di Gedung KPK pada Kamis (15/9) lusa.
"Tim penyidik sudah berkirim surat panggilan kedua kepada saksi Agus Supriatna, purnawirawan TNI untuk hadir pada Kamis di Gedung Merah Putih KPK," kata Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (13/9).
Fikri mengharapkan pensiunan TNI AU dengan pangkat terakhir jenderal bintang empat itu kooperatif.
KPK mengingatkan panggilan ini merupakan kewajiban hukum yang harus dipatuhi bagi setiap warga negara.
"Kami meyakini, saksi dimaksud selaku warga negara yang baik akan taat memenuhi panggilan sebagai saksi oleh penegak hukum," jelas dia.
Pria berlatar belakang jaksa itu mempersilakan saksi hadir dan menyampaikan apabila ada keberatan.
"Jelaskan di hadapan tim penyidik KPK jika memang merasa panggilan tidak sesuai dengan ketentuan UU. Kami memanggil saksi tentu karena ada landasan hukumnya sebagai kebutuhan proses penyidikan agar perbuatan tersangka menjadi jelas sehingga perkara ini segera kami bawa ke persidangan untuk memberikan kepastian hukumnya," jelas dia.
KPK mengharapkan eks KSAU Marsekal (purn) Agus Supriatna itu kooperatif menghadiri pemeriksaan penyidik sebagai saksi kasus dugaan rasuah.
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- KPK Telusuri Aset Wali Kota Semarang Hevearita, Potensi Penyitaan Menguat
- Mbak Ita & Suami Ditahan KPK, Balai Kota Semarang Sambut Pimpinan Baru
- Begini Suasana Rumah Mbak Ita Seusai Ditahan KPK
- Jika Dikelola Timses Prabowo dan Oligarki, Danantara Bakal Jadi Bancakan Korupsi