Wahai Milenial, Jadilah Petani alias Pemuda Tampan Masa Kini
Iswanto juga menyodorkan contoh lain, yakni Hadi Suprapto, petani milenial dari Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Hadi merupakan pengelola Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Tani Manunggal di Kecamatan Jambu.
“Saat ini Hadi bersama anggotanya mengelola kopi mulai dari penanaman, panen, proses pembuatan jadi kopi bubuk kemasan, hingga warung kopi siap saji. Bahkan produk kopi Gunung Kelir sudah diekspor hingga Australia,” ungkapnya.
Mereka juga merintis wisata edukasi proses pembuatan dan pengolahan kopi. Wisatawan bisa datang langsung ke lokasi P4S untuk bersama-sama melakukan proses pengolahan biji kopi menjadi bubuk yang siap saji.
Ada juga nama Siwi Andriani, petani milenial di Kecamatan Bandungan, Kabupatan Semarang yang fokus pada pengembangan usaha tanaman aglaonema. Tanaman yang lebih dikenal dengan sebutan Sri Rejeki itu menjadi andalan Kabupaten Semarang dan telah dibudidayakan di kaki Gunung Telomoyo dan Merbabu.
Munculnya tren positif itu merupakan hasil pembinaan melalui kegiatan pelatihan, fasilitasi sarana rumah kemas dan sejumlah fasilitas lainnya. Ke depan diharapkan lebih banyak petani milenial yang muncul dengan komoditas berbeda.(eno/jpnn)
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menyatakan, keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Gen Z dan Milenial Punya Gaya Cicilan Berbeda, Ini Tips dari Insight Investments
- Baharkam Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Komoditas Jagung di Cianjur
- Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Bagikan Ribuan Benih Buah di CFD Bekasi
- KPK Dalami Proses PBJ Pengolahan Karet di Kementan
- Usut Kasus Korupsi di Kementan, KPK Periksa GM PT Sinar Universal Labelindo
- Perjalanan Inspiratif Petani Lada Binaan UPLAND yang Tembus Pasar Internasional