Wahai Pihak yang Dorong Jokowi 3 Periode, Ingatlah Pengalaman Orde Baru!
jpnn.com, SEMARANG - Analis politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Teguh Yuwono menyoroti sikap segelintir orang yang mendorong Presiden Joko Widodo maju kembali pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dia mengingatkan masa di mana Orde Baru berkuasa selama 32 tahun di Indonesia.
Teguh kemudian mengajak para kalangan akademisi dan media massa sebagai penjaga demokrasi, memastikan keinginan segelintir orang tersebut tidak terwujud.
"Kalangan akademisi dan media massa sebagai penjaga demokrasi harus memastikan bahwa sistem demokrasi yang ada di dalam konstitusi harus ditegakkan," ujar Teguh Yuwono di Semarang, Senin (21/6).
Teguh Yuwono mengemukakan hal itu terkait pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari di sejumlah media yang menjelaskan alasan pembentukan Komunitas Jokowi-Prabowo 2024.
Keberadaan sukarelawan ini muncul, karena ada ide dan gagasan dari berbagai kalangan agar Presiden Jokowi bisa menjabat hingga tiga periode.
Teguh Yuwono lantas mengingatkan mereka bahwa bangsa ini pernah punya pengalaman ketika pemerintahan Pak Harto (sapaan akrab Jenderal Besar H.M. Soeharto) tidak ada pembatasan masa bakti sebagai presiden, kemudian bermasalah ke mana-mana.
"Jadi, tidak boleh ada pemikiran-pemikiran, misalnya, mengubah konstitusi dengan menambah masa jabatan presiden," kata Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Undip Semarang ini.
Para pihak yang mendorong Jokowi menjabat tiga periode diingatkan tentang pengalaman pada masa Orde Baru.
- Gugatan Ditolak PTUN, Ketua Tim Hukum PDIP Menggaungkan Prabowo Yes, Gibran No
- PDIP Menerima Putusan PTUN, tetapi Persoalkan Hakim yang Membuatnya
- Upaya PDIP Jegal Gibran Kandas di PTUN, Ronny Bilang Begini
- Anies Baswedan Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo Sebagai Presiden Besok
- Refly Harun soal Pembubaran Diskusi FTA: Si Rambut Kuncir Bukan OTK, Jelas Berafiliasi ke Mana
- Pengkhianatan G30S/PKI: Film Paling Banyak Ditonton yang Dianggap Alat Cuci Otak Anak Indonesia