Wahai Pihak yang Dorong Jokowi 3 Periode, Ingatlah Pengalaman Orde Baru!
Teguh Yuwono melihat fenomena pendukung dengan memunculkan pasangan-pasangan baru atau sukarelawan-sukarelawan baru, seperti sukarelawan Ganjar dan sukarelawan Puan, lebih baik dan merupakan pendidikan politik.
Walaupun pemilu presiden dan wakil presiden RI masih lama, nama-nama bakal capres tidak tabu dibicarakan oleh publik.
Hal ini, menurut Teguh justru menjadi poin positif untuk pembangunan budaya demokrasi dan keterbukaan politik bangsa.
"Hingga orang tidak sungkan berbicara. Hal ini beda dengan zaman Orde Baru, tidak ada orang yang berani bicara siapa pun pengganti H.M. Soeharto," kata alumnus Flinders University Australia ini.
Sekarang ini, menurut dia, lebih bagus karena ada pendemokrasian (demokratisasi) ketika orang sudah selesai masa jabatannya dan tidak mungkin lagi menjabat di tempat itu, muncul nama-nama baru.
"Nah, nama-nama baru muncul ke permukaan dalam wacana publik itu bagian dari proses demokratisasi."
"Jadi, jangan dilihat kemudian munculnya lembaga survei yang cukup aktif memengaruhi wacana publik itu menjadi menurunkan kadar demokrasi kita," katanya.
Teguh kemudian menjawab apakah koalisi Jokowi-Prabowo akan berlangsung? Menurutnya hal tersebut cukup menarik untuk disoroti.
Para pihak yang mendorong Jokowi menjabat tiga periode diingatkan tentang pengalaman pada masa Orde Baru.
- Gugatan Ditolak PTUN, Ketua Tim Hukum PDIP Menggaungkan Prabowo Yes, Gibran No
- PDIP Menerima Putusan PTUN, tetapi Persoalkan Hakim yang Membuatnya
- Upaya PDIP Jegal Gibran Kandas di PTUN, Ronny Bilang Begini
- Anies Baswedan Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo Sebagai Presiden Besok
- Refly Harun soal Pembubaran Diskusi FTA: Si Rambut Kuncir Bukan OTK, Jelas Berafiliasi ke Mana
- Pengkhianatan G30S/PKI: Film Paling Banyak Ditonton yang Dianggap Alat Cuci Otak Anak Indonesia