Wahh... TNI Tak akan Sanksi Suporter PS TNI, Alasannya...
Tatang menjelaskan, kejadian tersebut menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Setelah ini, instansinya akan melakukan evaluasi agar peristiwa berdarah serupa tidak terulang. Misalnya, bagaimana mengatur suporter agar mudah dikendalikan. Dibutuhkan koordinator di setiap pertandingan yang tugasnya mengatur suporter.
Sementara itu, Manajer Persegres Gresik United Bagus Cahyo Yuwono mengatakan, ada kesalahpahaman antara suporter Persegres dan PS TNI. Sebab, sesuai kesepakatan saat technical meeting, sektor 5 harus dikosongi.
Namun, suporter PS TNI ternyata masuk ke sektor 5. Menurut Bagus, itu yang membuat suporter Persegres tidak terima dan ingin memasang spanduk di depan pagar sektor 5. "Akhirnya terjadi saling provokasi dari kedua belah pihak," ujar Bagus.
Terpisah, keributan antara suporter PS TNI dan Ultrasmania dikecam mantan Panglima TNI Jenderal (pur) Moeldoko. ''Saya tegaskan, tindakan kekerasan (oleh anggota TNI) tidak dibenarkan,'' ujar Moeldoko melalui akun Twitter resminya.
Kecaman itu dikeluarkan lantaran dia mendapat banyak pengaduan dari netizen mengenai keributan tersebut. Menurut MoelÂdoko, tidak seharusnya anggota TNI melakukan kekerasan terhadap warga sipil. Apalagi sampai terlibat dalam tawuran antarsuporter. ''Keras terhadap musuh negara, itu yang benar,'' lanjut alumnus AKABRI 1981 itu. (lum/byu/rah/c10/ttg)
JAKARTA - Mabes TNI akhirya menyatakan sikap terkait dengan insiden tawuran antar suporter PS TNI dan Persegeres Gresik United, di Gresik, Minggu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jaksa Agung ST Burhanuddin Soal Jaksa yang Terlibat Judol Hanya Iseng-Iseng, Astaga!
- Pordasi Era Kepemimpinan Aryo Djojohadikusumo Siap Kirim Atlet ke Olimpiade LA 2028
- Menteri Hukum Lantik Widodo Jadi Dirjen AHU, Tekankan Supremasi Hukum yang Transparan
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024