Wahyu Aditya,Pemimpin Kantor Kementerian Desain Republik Indonesia
Tak Ingin Omong Doang, Gerakkan Aktivis Militan di Berbagai Negara
Jumat, 27 Agustus 2010 – 07:07 WIB
Suami Arie Octaviani itu lantas menunjukkan salah satu kaus bergambar tokoh wayang Bima yang dijiplak tanpa mencantumkan nama KDRI. "Ini dijual lebih murah. Kalau di kami Rp 80 ribu, mereka jual Rp 70 ribu," tambahnya.
Omzet distro KDRI rata-rata Rp 60 juta hingga Rp 70 juta per bulan. "Sehari kami pernah menjual seratus kaus. Juga saat acara anak-anak muda, banyak yang pakai desain KDRI," ujarnya.
Ide unik Adit itu dimulai dengan kegelisahan penggemar topi itu dengan logo-logo instansi pemerintah dan BUMN. "Saya gemas mengapa kita tidak bisa seperti Malaysia atau Singapura yang branding-nya asyik dan mendunia," katanya.
Dia menunjukkan keisengannya mengutak-utik logo itu di laptopnya. Misalnya, logo Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang diubah dengan lingkaran biru bertulisan PLN warna putih dan dua kotak kecil warna kuning terang. "Petir di logo PLN itu kesannya serem. Desain ini tampak soft, tapi tetap profesional," tuturnya.
Dengan mengelola sebuah departemen di dunia maya, Wahyu Aditya mengobarkan nasionalisme baru yang digandrungi ribuan anak muda. Pendiri HelloMotion
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408