Wahyu Hansudi, Perantau Asal Blitar Pemandu Wisata di Inggris Raya
Tolak Permintaan Tour ke Lokasi Esek-Esek, Beri Pemahaman Tentang Makna Liburan
Wahyu mengakui bahwa ia tak bisa menabung banyak uang. Maklum, di Inggris memang serba-mahal. Untuk kebutuhan rutin saja, Wahyu bahkan harus merogoh kocek hingga Pounds 2500 hingga 3000 (Rp 47,5 juta hingga Rp 50 juta) setiap bulannya. ”Yang untuk sewa rumah saja sudah 1300,” kata pria yang hidup bersama istri dan anaknya di North West London itu.
Biaya hidup yang mahal di Inggris pun sering membuat Wahyu merindukan kehidupan di kampung halamannya. Sebab, ada rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang mudah dinikmatinya saat di Indonesia, namun tak ia temukan di Inggris.
“Kalau cuma sekadar pengin bakso atau rendang bisa bikin sendiri. Tapi kalau kekeluargaan itu yang saya rindukan di sini,” katanya.(ara/jpnn)
Hidup di rantau, apalagi di negara lain dan jauh dari sanak saudara menuntut seseorang untuk bisa bertahan hidup. Itu pula yang dialami Wahyu Hansudi,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408