Wajah Baru Upaya Pemerataan Layanan Kesehatan di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tak berhenti menggulirkan gebrakan besar. Salah satunya melalui strategi jangka panjang Transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK), Indonesia mencoba menjawab tantangan mendesak: layanan kesehatan merata dan berkualitas, khususnya bagi daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Tapi, apakah gebrakan ini cukup?
Rasio Dokter yang Terbentur Standar WHO
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, mengungkap fakta yang tak dapat diabaikan: rasio dokter Indonesia masih 0,47 per 1.000 penduduk, jauh dari standar WHO yang menetapkan 1:1.000. Ini bukan sekadar angka—ini gambaran nyata kesenjangan layanan kesehatan.
“Ketertinggalan ini harus kita kejar. Ini perjuangan panjang, tapi bukan tak mungkin dicapai,” ujar Budi tegas dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) April 2024.
Pernyataan ini mencerminkan urgensi yang mendesak perhatian pemerintah dan publik.
Beasiswa untuk Membuka Jalan ke Pelosok Negeri
Apakah adil jika warga di daerah terpencil masih harus menempuh perjalanan panjang hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar?
Dengan visi membangun keadilan layanan, Kemenkes meluncurkan program beasiswa afirmasi untuk mencetak tenaga medis dari daerah yang paling membutuhkan.
Menteri Kesehatan Budi G Sadikin, mengungkap fakta yang tak dapat diabaikan bahwa rasio dokter Indonesia masih 0,47 per 1.000 penduduk
- Pimpin Revolusi Digital Kesehatan, Grup RS Siloam & Yongin Severance Hospital Berkolaborasi
- Diterapi Gelar Acara Syukuran Konsumen Berkhasiat
- Inilah 6 Pertanyaan Penting yang Harus Ditanyakan ke Dokter, Nomor Terakhir Jangan Lupa
- Lakukan Pemerasan & Penipuan, 3 Tersangka Kasus Kematian Dokter Aulia Terancam 9 Tahun Penjara
- Dorong Solusi Nutrisi & Kesehatan, Danone SN Hasilkan 50 Riset Sepanjang 2024
- Standardisasi Kemasan Picu Kenaikan Rokok Ilegal