Wajah-Wajah Kiai NU Dalam Goresan Kuas

Wajah-Wajah Kiai NU Dalam Goresan Kuas
Lukisan tentang Gus Dur menjadi salah satu yang dipajang dalam pameran. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Menyuarakan kasih sayang dapat dilakukan dengan lukisan. Bertajuk pameran Sang Kekasih #2, Nabila Dewi Gayatri mempersembahkan karya sebagai tanda bakti dan penghormatan kepada ayahnya, Abdul Hamid. Ada 56 lukisan yang dipamerkan di Shao Gallery, Grand City Mall, mulai kemarin (3/2). 

Nabila menceritakan, dirinya memiliki ketertarikan pada dunia seni rupa sejak remaja. Sayang, sang ayah tidak memperbolehkan putri tunggalnya tersebut menjadi seorang seniman. ''Saya malah disuruh lanjut sekolah pesantren saja saat itu," kata Nabila. 

Batin terus bergejolak. Keinginan semakin kuat. Sampai akhirnya, orang tuanya mengizinkan Nabila berkarya dalam dunia seni. ''Tapi dengan satu syarat," tegas perempuan kelahiran Gresik tersebut. Syarat yang dimaksud adalah Nabila harus melukis kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu berubah menjadi wasiat yang harus dipenuhi Nabila saat abahnya meninggal. 

Nabila terus berusaha mewujudkan keinginan tersebut. Pada 2014, dia mulai melakukan investigasi. Pendalaman karakter dan cerita-cerita tokoh ulama perlu dilakukan untuk menyempurnakan hasil lukisannya. Dia melakukan riset intensif. Nabila juga berkeliling satu daerah ke daerah lain untuk mengetahui jejak setiap tokoh yang dilukisnya. 

Riset itu dianggap penting. Nabila tidak ingin menggambar asal-asalan sosok sang ulama. ''Saya juga menghormati mereka," jelasnya. Pemahaman tersebut juga dianggap perlu untuk memunculkan karakter kuat pada lukisannya. Terlebih, lukisan beraliran potret yang menonjolkan karakter objek lukisan. 

Salah satunya terlihat pada lukisan dalam bingkai 140 x 110 cm. Lukisan dengan cat minyak itu menggambarkan tokoh Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Dengan backgroundmerah dan gambar Indonesia, Gus Dur menggunakan busana khas Tionghoa. ''Kalau ini, saya menyesuaikan momen Tahun Baru Imlek sebentar lagi," tambah Nabila. (bri/c17/ady)

Syarat yang dimaksud adalah Nabila harus melukis kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu berubah menjadi wasiat yang dipenuhi Nabila saat abahnya meninggal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News