Wajah-wajah Lusuh setelah Banjir Bandang Menghantam
Kepala Jorong Lambak Hamidi mengatakan, di Jorong Lambak ada 200 kepala keluarga. “Semuanya menjadi korban bencana,” ungkapnya.
Saat ini, kata Hamidi memang tidak ada warga yang bisa bekerja karena fokus menangani bencana. “Mayoritas kami di sini hidup bertani, berkebun dan berkolam ikan,” kata Hamidi.
Hamidi menyebutkan, saat ini dia dan warga lainnya hanya mengharapkan bantuan makanan, air bersih dan alat berat untuk membersihkan material kayu dan lumpur yang memasuki rumah dan berserakan di permukiman.
“Biarlah kami tidak bekerja dulu. Kami hanya ingin rumah kami bisa cepat ditempati lagi karena tak mungkin numpang terus di rumah kerabat atau tinggal di tenda pengungsian,” sebutnya.
Setelah bencana ini, katanya warga sudah pasti ingin bekerja kembali. Namun, sayangnya itu tidak mungkin bisa dilakukan karena areal persawahan rusak disapu banjir bandang. “Di sini banyak areal persawahan. Kami sudah tidak bisa lagi bertani, sawah kami tertimbun material lumpur,” ujarnya.
Hamidi dan Afrizal serta warga lainnya yang gelisah memikirkan perokonomian keluarganya pasca banjir tentu perlu jadi perhatian pemerintah daerah.
Camat Panti Jon Wilmar mengatakan, Jorong Lambak dan Jorong Lundar merupakan salah satu penghasil gabah di Pasaman. Puluhan ton gabah masyarakat setiap tahun dipasok dari jorong ini untuk memenuhi kebutuhan beras Pasaman. “Dengan adanya bencana ini, bisa jadi pasokan beras untuk Pasaman terhenti dalam dua tahun ke depan dari nagari ini,” sebut Jon Wilmar.
Jon juga tidak memungkiri bahwa mata pencarian atau sumber ekonomi warga korban banjir bakal lumpuh total. Apalagi sebanyak di Jorong Lambak, sebanyak 60 unit rumah dan puluhan hektare sawah rusak dihantam banjir bandang. Sementara di Jorong Lundar, 9 unit rumah rusak dihantam banjir dan 70 kepala keluarga mengungsi serta empat unit jembatan rusak.
KESEDIHAN menyelimuti masyarakat Pasaman, terutama warga Jorong Lambak dan Jorong Lundar, Nagari Panti Timur, Kabupaten Pasaman. Banjir bandang membawa
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara