Wajar Jika Masyarakat Mendukung Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang
jpnn.com, JAKARTA - Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarsyah mengakui bahwa banyak masyarakat yang mendukung pelabelan BPA pada galon guna ulang, dibandingkan menolak.
Dukungan pelabelan itu bukan saja di media sosial, tetapi melalui seminar maupun forum resmi yang melibatkan berbagai elemen terkait, seperti peneliti, tokoh agama, LSM dan lainnya.
Menurut dia, hal itu wajar mengingat pelabelan tersebut menyangkut hajat hidup banyak orang.
Segala hal yang menyangkut obat-obatan dan makanan pasti akan menyedot perhatian publik.
"Seperti kasus etilen glikol beberapa waktu lalu. Masyarakat langsung aware sehingga persoalan lebih cepat diatasi," ungkap Sayid Iskandarsyah, dalam pesan singkat kepada awak media, belum lama ini.
Sayid sependapat dengan pandangan Ketua BPOM Pusat, Penny K Lukito semestinya jangan sampai terjadi baru bertindak. Akan lebih baik jika dilakukan pencegahan.
"Jika upaya labelisasi itu tujuannya untuk mencegah terjadinya korban itu sangat baik," ungkapnya.
Sayid menuturkan bahwa BPOM tidak bekerja sendiri. Berdasarkan informasi peneliti dari universitas-universitas negeri Indonesia mendukung pelabelan tersebut.
Dukungan masyarakat terkait pelabelan BPA pada galon guna ulang dianggap wajar karena menyangkut hajat hidup banyak orang.
- Larangan BPA di UE Mulai 2024, Kapan Indonesia Menyusul?
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Bernardi, Produk Inovatif untuk Memenuhi Kebutuhan Konsumen Modern
- Bea Cukai Bersama BPOM & Asperindo Gelar FGD Bahas Pengawasan Impor Obat dan Makanan
- Soal Label BPA, Asosiasi Depot Air Minum Minta Semua Pihak Bersaing Secara Sehat
- IAKMI Sebut Pelabelan 'Berpotensi Mengandung BPA' Pada Galon AMDK yang Sudah SNI Tak Perlu