Wajar Secara Politis, Tapi Tetap Tak Etis

Soal Pertemuan SBY dengan DPD PD dan FKPD

Wajar Secara Politis, Tapi Tetap Tak Etis
Wajar Secara Politis, Tapi Tetap Tak Etis
Lebih lanjut Hanta mengatakan, pertemuan SBY dengan DPD PD yang digelar di Cikeas Selasa (12/6) lalu dan FKPD PD di Hotel Sahid Jakarta Rabu (13/6) lalu juga  untuk membaca peta kekuatan pendukung Anas. Sebab sesuai AD/ART PD, syarat menyelenggaran Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti ketua umum harus diusulkan  2/3 DPD ditambah setengah dari pengurus cabang (DPC). Selain itu, KLB juga bisa digelar atas permintaan Majelis Tinggi Partai yang diketuai SBY.

Karenanya pertemuan SBY dengan DPD I dan FKPD dianggap penting untuk membaca kekuatan Anas yang tetap bertahan di kursi ketua umum meski sudah jauh-jauh hari diminta mundur. "Pertemuan itu dimanfaatkan SBY sekalian untuk meraba peta kekuatan Anas dan mencari dukungan politik, atau melihat reaksi," ucap Hanta.

Lantas mengapa Anas masih bertahan? Hanta menyodorkan analisanya. Pertama, karena Anas memang merasa tidak terkait dengan kasus korupsi yang selama ini disuarakan oleh M Nazaruddin. Kedua, karena faktanya Anas memang memiliki basis dukungan yang kuat di tingkat bawah.

Ketiga, Hanta melihat Anas pintar memanfaatkan karakter SBY yang tak akan mengambil keputusan ekstrem. "Keempat, tentunya Anas memiliki kartu truf tentang SBY," ucapnya.(ara/jpnn)

JAKARTA - Langkah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) melakukan pertemuan dengan DPD PD dan Forum Komunikasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News