Waketum Gerindra: Krisis Ekonomi di Depan Mata
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono berharap pemerintaha Joko Widodo-Jusuf Kalla punya jurus ampuh untuk menurunkan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Pasalnya, dia menilai dengan kurs rupiah terhadap dollar AS yang mendekati Rp 15.000, maka krisis ekonomi sudah di depan mata. Saat ini, posisi rupiah terhadap USD berada di angka Rp 14.402.
"Welcome krisis ekonomi jika Joko Widodo tidak punya jurus yang ampuh untuk menurunkan kurs US dollar terhadap rupiah," ucap Arief kepada JPNN, di Jakarta.
Dia menilai pelemahan rupiah tidak hanya disebabkan faktor eksternal, tapi juga ketidakpercayaan investor terhadap kepemimpinan Presiden Ketujuh RI tersebut.
Bahkan, dengan kondisi ini semua asumsi yang dibangun Jokowi masa kampanye Pilpres 2014 terpatahkan.
"Saat Pilpres 2014 para analis pasar berasumsi, jika Joko Widodo terpilih maka nilai kurs US dollar akan di bawah sepuluh ribu ternyata enggak terjadi. Justru melesat tiap tahunnya terdepresiasi sepuluh persen," tutur Arief.
Karenanya dia memprediksi kurs rupiah Rp 15.000 per dollar AS akan segera menjadi kenyataan.
Dampaknya, pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran pun bisa terjadi karena banyak perusahaan akan tutup disebabkan tidak mampu membeli bahan baku yang diimpor.(fat/jpnn)
Gerindra melihat kondisi ekonomi ini membuat semua asumsi yang dibangun Jokowi masa kampanye Pilpres 2014 terpatahkan.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2024
- Mendagri Tito: Daya Beli Masyarakat tidak Menurun, tetapi Meningkat
- Catatan Ketua MPR: Hilirisasi SDA Butuh Iklim Usaha Kondusif
- GEKRAFS Yakin Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8 Persen di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun
- Perekonomian Nasional Bertumbuh tetapi Pemerintah Harus Tetap Waspada