Waketum Gerindra: Saya Minta Buruh Batalkan Rencana Aksi 30 April
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono mengapresiasi pemerintah yang menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan di Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu lantas meminta buruh membatalkan aksi tolak omnibus law tersebut yang rencananya akan digelar 30 April 2020.
"Dengan demikian saya meminta agar kawan-kawan buruh untuk membatalkan aksi 30 April di depan gedung DPR RI, dan merayakan Mayday (Hari Buruh Internasional 1 Mei) di rumah saja," kata Arief dalam keterangannya, Jumat (24/4).
Seperti diketahui, Presiden Jokowi memutuskan menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
Menurut Jokowi, niat itu sudah dikomunikasikan dengan DPR. Dia menegaskan, pemerintah dan DPR memiliki pandangan yang sama untuk menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan tersebut.
"Kemarin pemerintah telah menyampaikan kepada DPR dan saya juga mendengar ketua DPR sudah menyampaikan kepada masyarakat bahwa klaster ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Kerja ini pembahasannya ditunda, sesuai dengan keinginan pemerintah," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (24/4/2020).
Sebelumnya, Kamis (23/4), Ketua DPR Puan Maharani meminta Badan Legislasi DPR menunda pasal-pasal terkait ketenagakerjaan dalam RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Arief mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR Puan Maharani yang mau mendengar suara kaum pekerja dan buruh.
Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono mengaku sudah meminta buruh membatalkan rencana aksi demo 30 April.
- Kasasi Sritex Ditolak MA, Pemerintah Siapkan Langkah Jika Terjadi PHK
- Setelah 10 Jam Buruh Bertahan, UMSK & UMSP Jateng 2025 Ditetapkan
- Arief Poyuono Menilai Edi Damansyah Layak Didiskualifikasi di Pilkada Kukar
- Forum ILO: Serikat Buruh Indonesia Tekankan Pentingnya Kolaborasi di Era Digital
- Tokoh Buruh Tolak Wacana Polri di Bawah TNI
- Menaker Umumkan Penetapan UMP 2025 Besok