Wakil Jaksa Agung Curigai Penggelapan Aset BLBI
Jumat, 06 Agustus 2010 – 16:16 WIB
![Wakil Jaksa Agung Curigai Penggelapan Aset BLBI](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Wakil Jaksa Agung Curigai Penggelapan Aset BLBI
JAKARTA - Kejaksaan Agung mencurigai adanya penggelapan aset hasil sitaan dari para koruptor Bantuan Likuiditas Bank Indonsdia (BLBI). Wakil Jaksa Agung, Darmono, menyatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI untuk mendata ulang aset obligor BLBI.
Alasan Darmono, karena diduga ada aset yang telah dijual ke pihak ketiga. Menurut Darmono, langkah itu dilakukan menyusul adanya laporan bahwa aset tersebut dijual oleh oknum jaksa. "Kejati DKI baru inventarisasi kembali aset BLBI," ucap Darmono saat ditemui selepas salat Jumat, (6/8).
sebelumnya dari hasil pendataan atas aset para obligor BLBI, bos Golden Key Group yang sempat membobol Bapindo senilai Rp 1,3 triliun, Edy Tansil, diketahui memiliki aset tanah seluas 30 ribu hektar di Bogor, Jawa Barat. Sementara almarhum Hendra Rahardja, pemilik Bank Harapan Sentosa (BHS). memiliki aset tanah di kawasan Jl Pakubuwono dan Permata Hijau, Jakarta Selatan, yang saat ini sudah berdiri apartemen.
Obligor BLBI lainnya, Samadikun Hartono pemilik Bank Modern, diketahui memiliki aset bermasalah bernilai Rp 169 miliar. Sedangkan bos Bank Servitia, David Nusawijaya, asetnya ditaksir bernilai Rp 1,2 triliun. Ada juga Komisaris dan Direksi BHS, Eko Edi Putranto dan Sherny Kojongean yang asetnya mencapai Rp 1,9 triliun.
JAKARTA - Kejaksaan Agung mencurigai adanya penggelapan aset hasil sitaan dari para koruptor Bantuan Likuiditas Bank Indonsdia (BLBI). Wakil Jaksa
BERITA TERKAIT
- Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PPPK Tahap 2, TMS Banyak Banget, Waduh
- Nikson Matuan Digiring ke Polda Papua, Brigjen Faizal: Setiap Simpatisan KKB Ditindak Tegas
- Menteri ESDM Bahlil Diminta Luruskan Penonaktifan Dirjen Migas
- Margarito: Dominus Litis di RKUHAP Ciptakan Kewenangan Berlebihan
- Bakul Budaya Rayakan Capgome di Kampus UI
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak