Wakil Ketua MPR: Era Pak Harto Jumlah Aksi Teror Bisa Dihitung Jari
jpnn.com - BERAU - Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan, gencarnya serangan terorisme di Indonesia terjadi pascajatuhnya pemerintahan Presiden Soeharto.
Kini, terorisme telah menjadi salah satu ancaman nyata yang dihadapi bangsa.
Menurutnya, saat era Soeharto, terorisme tidak diberikan kesempatan untuk berkembang.
Selama 32 tahun Indonesia dipimpin Soeharto, tambahnya, jumlah serangan terorisme bisa dihitung dengan jari.
"Terorisme selama 32 tahun Pak Harto tidak ada bom meledak di tempat ibadah. Begitu reformasi, ada Bom Bali I dan II. Ratusan orang mati," kata dia di sela-sela kunjungan kerja Sosialisasi Empat Pilar MPR di Berau, Kalimantan Timur, Sabtu (10/12).
Kemudian, terang dia, aksi terorisme juga berhasil menyerang objek keagaaman seperti di Gereja Santo Yoseph, Medan dan Gereja Oikumene, Samarinda.
Karenanya, atas tragedi tersebut, Mahyudin menilai bahwa pertahanan negara masih lemah terhadap antisipasi teror dalam negeri.
Bahkan, penegak hukum gagal mengawasi eks narapidana terorisme.
BERAU - Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan, gencarnya serangan terorisme di Indonesia terjadi pascajatuhnya pemerintahan Presiden Soeharto.
- Mulai Januari 2025, Pekerja Indonesia Pensiun di Usia 59 Tahun
- Gabung BRICS, RI Bisa Jadi Jembatan Suarakan Kepentingan Negara Berkembang
- HMPV Merebak di Tiongkok, Dinkes Jateng Minta Warga Jangan Panik, Tetapi
- Gempa Berkuatan Magnitudo 4,2 Guncang Lombok, Tidak Berpotensi Tsunami
- Pernyataan Penasihat Kapolri Dianggap Bisa Kikis Kepercayaan Masyarakat ke Polisi
- 5 Juta Jemaah Calon Haji Menunggu Keberangkatan, Ada yang Khawatir Tak Berangkat