Wakil Ketua MPR: Jangan Bawa Isu SARA dalam Kampanye
jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - Kampanye terbuka Pemilu 2019 dimulai hari ini, Minggu (24/3). Dua kubu capres hingga parpol dan para caleg telah menyiapkan berbagai strategi khusus menghadapi kampanye terbuka ini.
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengingatkan para kontestan Pemilu 2019 tidak mengusik atau membawa isu SARA yang berpotensi memecah belah bangsa dalam materi-materi serta strategi-strategi kampanye terbuka.
Tim-tim kampanye para kontestan, lanjut Mahyudin, harus lebih cerdas mengolah dan menjual ide-ide serta gagasan-gagasan kepada masyarakat Indonesia.
“Jangan malah membodohi-bodohi masyarakat,” kata Mahyudin dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar dengan kerja sama dengan OKP Sakti di Dermaga Kutai Lama, Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu (24/3).
Dia menambahkan, semua harus memberikan pembelajaran politik yang baik dan cerdas kepada masyarakat.
“Supaya masyarakat kita menjadi lebih luas wawasannya dan lebih cerdas dalam berkehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara," kata Mahyudin.
Mahyudin menerangkan, sosialisasi adalah kegiatan dan program MPR RI sesuai dengan perintah serta amanah UU terutama UU No.17 Tahun 2014 atau UU MD3.
"Sosialisasi ini untuk seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi tidak hanya sebatas di perkotaan, tetapi sampai masuk ke pelosok-pelosok daerah hingga kecamatan dan desa," ujar Mahyudin.
Kampanye terbuka Pemilu 2019 dimulai hari ini, Minggu (24/3). Dua kubu capres hingga parpol dan para caleg telah menyiapkan berbagai strategi khusus menghadapi kampanye terbuka ini.
- Pesan Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono ke Generasi Muda, Ada 3 Poin Penting
- Peringati HKN 2024, Ibas Ajak Masyarakat Dukung dan Kawal Reformasi Kesehatan
- Hadiri Tabur Bunga di Laut, Ibas Ungkap Makna Hari Pahlawan
- Ahmad Muzani Ungkap Cerita Prabowo Terbitkan PP 47 Hapus Utang Rakyat: Amanat Pancasila
- MPR Minta Masukan Mahasiswa Unilam untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik
- Mbak Rerie Sebut Permasalahan di Sektor Pendidikan Harus Diurai dari Hulu Hingga Hilir