Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid Jadi Wisudawan Terbaik Program Doktor IPDN 2021
”Sebagai santri, dalam tradisi pesantren ada ungkapan, Ya Allah hindarkanlah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat,” tutur lulusan Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Gresik, Jawa Timur ini.
Gus Jazil berhasil menyelesaikan program S3 di IPDN setelah menjalani pendidikan selama empat tahun.
Dia berharap apa yang didapatkan di IPDN bakal menjadi bekal bagi dirinya untuk bisa lebih berkhimat dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai Pimpinan MPR maupun tugas-tugas kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan lainnya.
Dalam menempuh program S3 ilmu pemerintahan, Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu harus belajar teori-teori ilmu pemerintahan dan masalah-masalah organisasi.
Dia menjelaskan judul disertasi diambil sebelum dirinya menjadi Wakil Ketua MPR yakni ‘Pengaruh Iklim Organisasi, Koordinasi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepemimpinan Kolektif Kolegial di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia’.
Dari disertasi itu, dirinya menyebut 10 pimpinan yang ada di MPR, 9 fraksi dan satu kelompok DPD, membuat semua aspirasi terwakili.
“Hal demikian membuat situasi menjadi kondusif,” paparnya.
Sementara itu, Rektor IPDN Hadi Prabowo dalam sambutannya mewakili Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, berharap para lulusan IPDN yang telah diwisuda dalam mengamalkan ilmu yang didapatkannya secara maksimal untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Wakil Ketua MPR RI Dr Jazilul Fawaid SQ MA alis Gus Jazil dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Program Doktor Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Ibas: Toleransi, Kasih Sayang, dan Kesehjahteraan Bisa Tangkal Radikalisasi
- Lestari Moerdijat Harap Kekerasan di Lingkungan Pendidikan Harus Segera Ditindaklanjuti
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Lestari Moerdijat: Inklusivitas Harus Mampu Diwujudkan Secara Konsisten