Wakil Ketua MPR Tekankan Ketersediaan Bahan Pokok Harus Dibarengi Stabilitas Harga

"Fenomena kenaikan harga bahan pokok jelang Ramadan dan Lebaran merupakan gambaran dari timpangnya antara pertumbuhan pertanian dan ekonomi kita," ujar Prof Bustanul.
Menurut Prof Bustanul, jika pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,05 persen, pertumbuhan sektor pertanian nasional hanya 1,3 persen.
Dia menegaskan pengaruh El Nino ikut menekan pertumbuhan sektor pertanian dan mengerek harga komoditas pertanian.
"Harga beras yang terkerek naik tidak bisa hanya diatasi dengan impor semata, permasalahan di sektor distribusi juga harus segera diperbaiki," ungkapnya.
Apalagi, tambah Prof Bustanul, negara eksportir beras seperti India menjelang Pemliu pada Mei mendatang pemerintahnya melarang ekspor beras untuk menahan harga beras di dalam negerinya tetap terjangkau.
Bustanul memperkirakan harga beras tidak akan kembali ke Rp 12 ribu per kilogram, tetapi akan terjadi keseimbangan baru.
Pada kesempatan itu, wartawan senior Saur Hutabarat berpendapat dalam jangka pendek untuk kebutuhan Ramadan ketersediaan beras kemungkinan tidak ada masalah.
Namun, ujar Saur, untuk jangka panjang India dengan populasinya yang tumbuh 0,9 persen memiliki kewajiban di dalam negerinya untuk memperkuat pasokan pangannya.
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menyoroti harga kebutuhan pokok yang melonjak dalam sepekan terakhir
- Wamen Viva Yoga Dorong Kawasan Transmigrasi Berkontribusi dalam Swasembada Pangan
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pimpinan MPR Respons soal Terbitnya Inpres Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
- Herman Deru Optimistis OPLA Dongkrak Sumsel ke Peringkat Tiga Penghasil Pangan Nasional