Wakil Rakyat Tak Lagi Merakyat
Survei Formappi : Mayoritas Responden Lupa Siapa Wakilnya di DPR
Rabu, 23 Maret 2011 – 06:16 WIB
"Hanya dengan cara ini, fungsi mereka dalam mewakili dan memperjuangkan aspirasi rakyat benar "benar bisa dirasakan manfaatnya," tegas Sebastian.
Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan temuan Formappi dalam konteks tertentu ada benarnya. Tapi, menurut dia, munculnya gejala itu karena para anggota DPR memang tidak punya ruang yang nyata untuk memperjuangkan berbagai aspirasi konstituennya. Mulai soal jembatan, jalan, sampai beasiswa bagi anak yang tak mampu.
"DPR punya hak bujet. Tapi, sifatnya hanya membahas RAPBN, menyetujui atau tidak menyetujui. DPR tidak bisa mengusulkan proyek secara rill. Semuanya disiapkan pemerintah. Kalau saya sebagai warga negara, saya pun akan merasa sebenarnya siapa yang mewakili saya," ujarnya.
Marzuki membenarkan setiap anggota DPR dijatah empat kali reses dalam setahun. Setiap reses, mereka dibekali anggaran sekitar Rp 20 juta-Rp 30 juta per orang tergantung lokasi dapilnya. Saat reses itulah, para anggota dewan bertemu dan mendengar aspirasi dari konstituen.
JAKARTA - Ini warning serius bagi segenap anggota dewan, terutama DPR yang mengaku wakil rakyat. Survei terbaru Forum Masyarakat Peduli Parlemen
BERITA TERKAIT
- Kampanye Pilkada Berakhir, KPU Kota Bandung Minta Tim Paslon Berpartisipasi Membersihkan APK
- Rocky Gerung Mengajak Anak Muda Menggunakan Nalar Kritis dalam Memilih Pemimpin
- Survei Poltracking, Elektabilitas Agustiar - Edy Tertinggi di Pilgub Kalteng
- Tablig Akbar Majelis Nurul Musthofa: Ridwan Kamil akan Perjuangkan Pengajian di Monas
- Pilwalkot Semarang 2024: Restu & Doa Jokowi untuk Yoyok-Joss
- Teriakan 'Ganti Bupati' Menggema di Kampanye Akbar Paslon 02