Wakil Rakyat Tak Lagi Merakyat

Survei Formappi : Mayoritas Responden Lupa Siapa Wakilnya di DPR

Wakil Rakyat Tak Lagi Merakyat
Wakil Rakyat Tak Lagi Merakyat
Tapi, Marzuki menyebut anggaran reses itu sebenarnya tidak mencukupi. "Saya ini sekali pertemuan bisa habis sampai Rp 100 juta. Jadi, selalu nombok," kata Marzuki yang terpilih dari dapil DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

 

Pengeluaran yang cukup tinggi itu di antaranya untuk sewa tempat, konsumsi, sampai uang transport sekitar Rp 100 ribu per orang. Padahal, dalam sekali pertemuan setidaknya dia mendatangkan 500 peserta. "Masyarakat kalau nggak ada apa-apanya mendingan cari uang," katanya.

 

Lebih jauh Marzuki menyayangkan matinya ide dana aspirasi akibat terlanjur dicitrakan sangat negatif sebagai perampokan uang rakyat. Padahal, kata Marzuki, para anggota dewan justru ingin memperjuangkan kebutuhan dan aspirasi rakyat yang menjadi konstituennya melalui mekanisme resmi yang ada.

 

"Rencana dana aspirasi itu maksudnya untuk membuka ruang itu, bentuknya bukan uang, tapi program. Misalnya, konstituen saya di dapil perlu jembatan atau anak sekolah perlu beasiswa, saya rekomendasikan melalui dinas "dinas, diperjuangkan sampai masuk APBN dan diketok DPR," tutur Marzuki.

 

JAKARTA - Ini warning serius bagi segenap anggota dewan, terutama DPR yang mengaku wakil rakyat. Survei terbaru Forum Masyarakat Peduli Parlemen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News