'Waktu Aku Pergi, Mamak Menangis'
Zully menjelaskan, selain mengajar, ia juga mengamati keadannya masyarakat, pembangunan, tradisi dan kebiasaan warga di sana.
Namun ia lebih fokus mengamati dan memperhatikan pendidikan. Ia sangat perihatian melihat keberlangsungan pendidikan anak-anak di sana, khususnya di Desa Sungai Tomab.
Karena banyak anak-anak berusia 18 tahun masih duduk di bangku SPM dan banyak dari mereka setelah tamat SMP langsung merantau ke negeri Jiran, Malaysia untuk bekerja.
"Sedih di sini. (Anak-anak) tamat SMP pada kerja ke Malaysia," ungkap alumnus Program Studi FKIP Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ini.
"Padahal pendidikan penting banget. Mau nangis kalau dengar siswa yang nggak mau lanjut sekolah."
Menurutnya, kendala serta tantangan yang dihadapi untuk membangun pendidikan yang baik di sana murni karena bantuan dan perhatian pemerintah yang minim.
Sehingga sekolah-sekolah dan pendidikan di daerah terus tertiggal. Imbasnya akan manambah jumlah buta huruf di Indonesia.
Sekolah di sana hanya mengandalkan bantuan Biaya Operasional sekolah (BOS) untuk membangun infrastruktur semampunya.