Waktu Itu Dafa Hanya Manggil Saya, Ibu...Ibu...
Perhiasan dan uang tunai tetap dipertahankan. Ancaman pelaku tidak membuat nyali Isnawati ciut. Dia justru menantang pelaku untuk membuktikan omongannya.
’’Si sopir menunjukkan sikap biasa saja. Seperti tidak terjadi apa-apa. Dengan santai, sopir itu mengemudikan kendaraannya,’’ papar Risma.
Di traffic light di bawah flyover Buaran, tepatnya dekat Buaran Plaza, sopir memberhentikan kendaraannya. Sopir itu kemudian kabur.
Isnawati juga melarikan diri. Dia kemudian berteriak minta tolong.
Teriakan tersebut menarik perhatian pengguna jalan dan warga sekitar. Warga pun mengepung pelaku.
Karena panik, Hermawan menyandera Risma dan Dafa. Pelaku menodongkan pisau ke leher korban. Pelaku menyuruh warga bubar.
Jika permintaannya tidak dituruti, dia tidak segan-segan membunuh Risma dan Dafa. Penyanderaan itu berlangsung sekitar 30 menit.
Dalam penyanderaan, Risma meminta pelaku membiarkan Dafa pergi. Dia mengikhlaskan nyawanya. Namun, Hermawan tak menggubrisnya.
Risma Oktaviani tak akan pernah melupakan penyanderaan yang dialaminya bersama Dafa Ibnu Hafiz, 2, putranya, malam itu.
- Hasto Klaim Program Infrastruktur Risma-Gus Hans yang Dibutuhkan Warga Jatim
- PDIP Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin yang Bawa Jatim dan Surabaya Lebih Maju
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Perkuat Risma-Hans, Hasto Konsolidasikan Gerakan di Bondowoso-Situbondo-Banyuwangi
- Konsolidasikan Kader di Surabaya, Sekjen PDIP Sebut Risma-Hans Bawa Misi Perubahan
- Sekjen PDIP: Risma Bukan Pemimpin Pencitraan Penuh Kebohongan