Waktu Itu Dafa Hanya Manggil Saya, Ibu...Ibu...
Dia mengancam tidak akan membebaskan Risma dan anaknya sebelum massa bubar atau sopir angkot itu membawanya ke Rawamangun.
’’Dia malah bilang, kita mati bareng-bareng di sini,’’ tambah Risma.
Ketika itu, Risma pasrah. Dia terus memeluk putra pertamanya tersebut.
Yang dipikirkan Risma hanya keselamatan anaknya. Dafa juga terus memanggil ibunya. Lirih.
’’Waktu itu, Dafa hanya manggil saya, ibu, ibu,’’ ujarnya dengan terbata-bata.
Emosi pelaku memuncak ketika polisi datang. Pelaku menyayat jari telunjuk, jempol kiri, dan telapak tangan kanan Risma. Lehernya juga tergores pisau.
Pelaku terus berteriak agar sopir meneruskan perjalanan. Namun, tidak ada yang menggubrisnya. Sopir angkot itu beralasan kunci kendaraannya hilang.
Polisi pun berusaha bernegosiasi dengan Hermawan. Petugas meminta pelaku membebaskan korban.
Risma Oktaviani tak akan pernah melupakan penyanderaan yang dialaminya bersama Dafa Ibnu Hafiz, 2, putranya, malam itu.
- Hasto Klaim Program Infrastruktur Risma-Gus Hans yang Dibutuhkan Warga Jatim
- PDIP Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin yang Bawa Jatim dan Surabaya Lebih Maju
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Perkuat Risma-Hans, Hasto Konsolidasikan Gerakan di Bondowoso-Situbondo-Banyuwangi
- Konsolidasikan Kader di Surabaya, Sekjen PDIP Sebut Risma-Hans Bawa Misi Perubahan
- Sekjen PDIP: Risma Bukan Pemimpin Pencitraan Penuh Kebohongan