Waktunya Regenerasi Tokoh Politik Bangsa
Oleh: Ghaffar Ramdi

jpnn.com - Bagi negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia, pemahaman mengenai dunia politik dan tingkat partisipasi politik warga negara merupakan hal yang sangat substansial.
Partisipasi politik warga negara merupakan salah satu indikator untuk mengukur kualitas demokrasi suatu negara yang ditandai dengan tinggi atau rendahnya partisipasi politik warga negara.
Sebenarnya, jika dikaji lebih dalam lagi, hal yang utama yang mempengaruhi partisipasi politik warga negara ialah kesadaran politik warga negara.
Kesadaran politik sendiri terbentuk dari berbagai macam faktor, baik secara internal maupun eksternal.
Secara internal, beberapa hal yang mempengaruhi kesadaran politik setiap individu warga negara ialah pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara, tingkat literasi dan pemahaman warga negara mengenai dunia politik serta minat yang diperlihatkan oleh warga negara kepada isu-isu politik yang berkembang, baik berskala daerah, nasional, regional, maupun internasional.
Sementara itu, faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi politik warga negara ialah pendidikan politik warga negara.
Dalam hal ini, negara melalui lembaga dan institusi pendidikan memberikan pemahaman mengenai politik.
Tujuan kedua faktor itu sama baiknya, yaitu untuk membangun semangat partisipasi politik warga negara untuk mewujudkan kehidupan negara yang demokratis.
Karena tokoh-tokoh politik yang ada rata-rata tidak muda lagi, perlukah dilakukan regenerasi?
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Apakah Jokowi Akan Bergabung dengan PSI? Begini Analisis Pakar
- Sinyal Jokowi Gabung PSI Makin Kuat, Golkar: Pasti Ada Hitungan Politik
- Menakar Potensi Kolaborasi Politik Jokowi dan PSI Menuju 2029
- Mudik Gratis, PSI Berangkatkan Ratusan Pemudik Naik Bus dan Kereta
- AHY Dinilai Tepat Menunjuk Rezka Oktoberia Jadi Wasekjen Demokrat